mungkinkah, mungkinkah, mungkinkah..kau mampir hari ini? bila tidak mirip kau, jadilah bunga matahari.
beberapa hari yang lalu, pertama kali dalam sekian tahun semenjak kepergianmu, Yangti — kita bertemu kembali.
Yangti terlihat muda, segar, dan anggun saat duduk di kursi itu dengan rambut disanggul dan memakai kebaya. aku menghampiri dengan ragu-ragu, sebelum akhirnya tanganku bisa meraih tubuh Yangti sekali lagi.
kangennya masih ada di setiap waktu. kadang aku menangis bila aku perlu.
aku tidak begitu ingat pesan yang Yangti sampaikan padaku, tetapi mimpi itu terasa nyata dan membuat perasaanku campur aduk setelah mataku terbuka. bahkan sampai saat ini, ketika aku berusaha mengingat kembali pertemuan singkat di mimpiku itu, rasanya paru-paruku menyempit dan kedua mataku menghangat. rasa-rasanya ingin berlama-lama di pertemuan berikutnya sama Yangti.
‘kan kuceritakan padamu bagaimana hidupku tanpamu.
sekian tahun berlalu, banyak hal yang kami lalui tanpa Yangti. Kakung dan ibu yang paling merindukan Yangti, sepertinya. foto-foto Yangti masih menghiasi dinding rumah, beberapa foto masih kami simpan di ponsel agar bisa kami lihat sewaktu-waktu.
Yangti, bila tidak sekarang, janji kita pasti ‘kan bertemu lagi. :)
salah satu lagu di album kedua Sal Priadi yang berjudul “Gala Bunga Matahari” belakangan jadi lagu yang paling sering aku putar. lagu ini lekat sekali dengan peristiwa yang belum lama aku alami, yakni bertemu dengan Eyang Putri di dalam mimpi setelah kepergiannya bertahun-tahun lalu dari dunia ini.
lagu ini masih berhasil membuat air mataku meleleh saat mendengarnya berulang-ulang, sampai saat tulisan ini diterbitkan.
mas Saldi, makasih banyak udah nulis lagu ini. aku jadi lebih bisa mengenang orang yang aku sayangi dengan cara yang sangat manis lewat lirik-lirik yang kamu tulis di lagu ini.🌻
