Kereta itu terus melaju.
Membawa kenangan-kenangan yang tersisa
melesat, menuju seutas kata lupa
dan sebuah penerimaan.
Hingga tiba saatnya,
kereta itu berhenti di stasiun terakhir.
Berakhir pula rasa sesak yang
mencengkram batinnya.
Sebab — ketika dia keluar dari kereta,
sisa-sisa rasa itu menghambur
bersama angin malam
yang seketika menerpa tubuhnya.
Lesap.