merayakan bulan kelahiran dengan hal-hal kecil

dhia asa
3 min readSep 8, 2024

--

oh hai, apa kabar kamu? semoga dalam keadaan baik, ya!

lama tidak menulis, rasanya ingin menuangkan semua kata-kata di kepala dalam sekali duduk, tapi tak semudah itu kulakukan di antara rutinitas yang sudah cukup menyesakkan — untuk bangun pagi dan berjalan kaki sebelum berangkat bekerja saja sudah cukup menjadi hiburan, selain tidur panjang dengan kepala yang berdenyut — berharap saat bangun, badan kembali segar, sebelum menyiapkan satu dua strategi untuk menjalani hari.

kupikir, begini rasanya menjadi dewasa. eh, memangnya sudah se-dewasa itu, ya? haha! lupakan saja kata-kataku barusan.

baru tadi malam, aku coba menelisik kembali tahun-tahun yang sudah berlalu dengan segala macam peristiwa yang membentuk diriku seperti sekarang. kegagalan, kehampaan, kesedihan, ketidak-beruntungan, kebuntuan, juga segala berkat baik yang tuhan berikan kepadaku — nyatanya membuatku sadar, bertahan sejauh ini saja sudah menjadi sebuah kemewahan yang aku miliki.

benar saja, merasakan bagaimana kehidupan berjalan dengan dua sisi yang selalu beriringan ternyata tidak semudah atau sesulit yang pernah terlintas di benakku. seperti siang dan malam yang punya peran masing-masing dalam fase perputaran bumi, selalu ada yang bisa dipetik untuk dijadikan pelajaran yang kemudian menjadi pengalaman untuk melanjutkan hidup — dengan sebaik-baiknya. meski belum mulia, meski masih tergerus ego, amarah serta nafsu yang berulang kali harus dilatih untuk mengenal kesabaran dan kesadaran sebagai bekal utama dalam perjalanan yang masih terus berlangsung, entah sampai kapan.

kemarin, meski hanya sebentar, bertemu dengan ibu adalah hadiah ulang tahun yang berarti buatku. aku sempat menggodanya dengan perkataan
“mana kado ulang tahunnya?” sambil memasang senyum geli,
ibu hanya membalas,
“ini loh, kadonya udah dateng.” sambil memelukku dan mendoakan keselamatan untuk anak pertamanya yang jarang sekali pulang ke rumah ini.

gemas sekali! meski kami sulit bersepakat dengan banyak hal, dan jarang berdiskusi karena ego di antara kami masih sama besarnya, tetapi aku beruntung masih merasa dimengerti akan segala keputusan yang aku ambil hingga saat ini. peran ibu di keluargaku sangat berarti. aku pun berusaha mengerti, egonya yang sedemikian besar itu tak lain dan tak bukan adalah atas dasar keinginan memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, meski berkali-kali aku tak sepakat dengan cara-cara yang ibu sampaikan.

kelak, ketika sudah menjadi orang tua, mungkin aku lebih bisa memahami ibu serta segala yang ibu lakukan untukku — dengan hati yang lapang.

ada satu lagi yang ingin kubicarakan di sini, menanggapi isi kepala orang lain atas apa yang aku lakukan, ternyata melelahkan dan bisa jadi sia-sia belaka. di era di mana seseorang dengan mudahnya melabeli orang lain dengan label a, b hingga z, rasanya lebih mudah menutup telinga dibandingkan membuat klarifikasi sebagai upaya membela diri. toh, orang lain tidak peduli atas apa yang aku lakukan, kebanyakan mereka hanya peduli dengan isi kepala mereka dengan ujung; siapa yang lebih baik?

semuanya akan kembali lagi ke diri sendiri, sebagaimana yang tertulis dalam kitab agama; setiap kebaikan walau hanya sebesar dzarrah akan mendapat balasan, begitu pula setiap keburukan walau kecil akan mendapat balasannya.

di usia dua puluh lima lebih satu ini, aku ingin belajar bersyukur atas apapun yang aku terima, yang aku miliki, dan yang aku jalani; secangkir kopi, obrolan kecil dan sepasang telinga yang bersedia mendengarkan cerita-ceritaku, kue manis, teman yang baik dan pengertian, olahraga walau cuma satu minggu sekali, warna langit saat pulang kerja dan hal-hal lain yang jika ditulis akan terlalu banyak.

alhamdulillah, semoga raga dan jiwa ini tidak mengenal lelah untuk terus belajar dan berupaya melakukan yang terbaik dalam dunia yang serba cepat dan kian semrawut ini.

.

ditulis 8 september di sebuah kedai kopi yang kian ramai pengunjung.

--

--

dhia asa
dhia asa

Written by dhia asa

kadang nulis puisi, kadang sharing soal facebook ads, dan hal-hal kecil yang harus dikeluarin dari kepala.

No responses yet