Melestarikan Topeng Tradisional “Bobung” sebagai Warisan Budaya dari Gunung Kidul

dhia asa
3 min readJun 24, 2024

--

Gunung Kidul — Pernahkah anda mendengar Topeng Bobung? Topeng yang terbuat dari kayu ini, berasal dari Dusun Bobung, Gunung Kidul Yogyakarta. Sebagaimana topeng tradisional pada umumnya, Topeng Bobung masih dibuat secara tradisional oleh pengrajin. Awal mulanya topeng ini dipopulerkan oleh masyarakat desa lewat pentas seni tari topeng “Tarian Topeng Pandji” saat musim panen tiba. Hingga saat ini tidak kurang dari sekitar 800 pengrajin masih aktif membuat topeng sebagai mata pencaharian.

Hasil produk kerajinan Topeng Bobung sudah terjual ke berbagai daearah di Indonesia dan sudah menembus pasar ekspor ke mancanegara seperti Amerika Serikat, China dan India dengan peminat yang tinggi.

Melalui artikel ini, mahasiswa Universitas AMIKOM Yogyakarta, Muhammad Naufal Fathoni dengan bimbingan dari Sheila Lestari Giza Pudrianisa, M.I.Kom., hendak memperkenalkan sekaligus mengedukasi khalayak luas mengenai proses pembuatan Topeng Bobung melalui karya foto jurnalistik photo story dengan tajukPerancangan Photo Story Topeng Bobung Sebagai Upaya Dalam Melestarikan Budaya.” Harapannya, dari karya photo story ini, lebih banyak masyarakat yang mengenal Topeng Bobung sebagai warisan budaya yang harus dijaga eksistensinya agar tetap lestari dan tak hilang tergerus zaman.

Proses pembuatan topeng diawali dengan bongkahan kayu yang dibelah. Pengrajin topeng mulai mengayunkan alat untuk menempa kayu.

Foto : Muhammad Naufal Fatoni | Menempa Balok Kayu untuk pembuatan Topeng Bobung

Bongkahan kayu tadi sudah mulai terlihat membentuk topeng sedikit demi sedikit, dengan keterampilan pengrajin yang teliti dan jeli pada setiap pahatan.

Foto : Muhammad Naufal Fatoni | Membentuk Wajah di Permukaan Topeng Bobung

Selanjutnya pengrajin menggunakan alat pahat untuk membentuk detail dimensi pada topeng. Mulai terlihat bentuk hidung, mata dan mulut pada topeng.

Foto : Muhammad Naufal Fatoni | Detail Wajah di Permukaan Topeng Bobung

Setelah bagian wajah terukir, pengrajin mulai membuat pola ukir di bagian-bagian tertentu dari topeng menggunakan pensil.

Foto : Muhammad Naufal Fatoni | Penggambaran Pola di Permukaan Topeng Bobung

Selesai menggambar pola, pengrajin mulai memahat detail pada pola-pola tadi dengan pisau ukir berukuran lebih kecil.

Foto : Muhammad Naufal Fatoni | Mengukir Detail pada Topeng Bobung

Proses selanjutnya setelah proses pengukiran topeng, adalah proses pengamplasan untuk memperhalus permukaan topeng.

Foto : Muhammad Naufal Fatoni | Pengamplasan Topeng Bobung

Sampai pada proses akhir pembuatan topeng, pengrajin memoles permukaan topeng dengan cat kayu untuk menampilkan karakter topeng.

Foto : Muhammad Naufal Fatoni | Pengecatan Topeng Bobung

Tampilan Topeng Bobung hasil keterampilan tangan pengrajin sudah siap untuk dipasarkan.

Foto : Muhammad Naufal Fatoni | Topeng Bobung dipakai pada model

Para pengrajin yang sampai saat ini masih bekerja dengan tangan terampilnya, patut kita apresiasi, sebab dari tangan-tangan merekalah sampai saat ini Topeng Bobung tetap eksis dan dapat kita nikmati keindahannya sebagai warisan budaya. Harapannya, semoga semakin banyak masyarakat yang mulai mengenal dan mempelajari budaya, khususnya Topeng Bobung agar bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya.

Yogyakarta, 24 Juni 2024.

--

--

dhia asa
dhia asa

Written by dhia asa

kadang nulis puisi, kadang sharing soal facebook ads, dan hal-hal kecil yang harus dikeluarin dari kepala.

No responses yet