[03.04]
Notifikasi masuk dari grup whatsapp. Aku membaca melalui jendela, ada perasaan sedikit tersentak. Beberapa orang memilih pergi dengan memori baik yang sejak awal ia sematkan — membuat ia mudah dirindukan dan tak tergantikan.
[03.15]
Mataku semakin berat. Cangkir kopi di hadapanku tinggal menyisakan ampas. Malam ini banyak pembicaraan, banyak pelajaran yang aku ambil untuk kubawa pulang nanti.
[03.37]
Sepanjang perjalanan pulang, mataku setengah terpejam. Kekasihku mencoba mengajakku bicara, agar mataku terbuka dan tubuhku tidak bergerak mendadak yang menyebabkan laju sepeda motor jadi tak seimbang. Tapi upayanya gagal, dan aku meletakkan kepalaku tepat di antara bahu dan punggung sebelah kirinya.
[04.00]
Aku tidur setelah sampai rumah.
[07.00]
Matahari meninggi dan aku harus bergegas berangkat ke kantor.
[09.00]
Sampai. Di kantor aku melakukan tugasku: bekerja hingga jam kerja usai. Kantuk masih mengerubungi mataku, dan beberapa kali aku menyandarkan kepala ke atas meja.
[16.11]
Aku menyalakan lagu dari playlist untuk teman perjalanan pulang. Sore ini masih mendung, tidak ada matahari hanya ada awan dan hawa dingin yang membuatku ingin lekas berada di atas kasur, lalu menyelimuti diriku serapat mungkin. Jalan sedikit macet dan ada polisi berjaga di beberapa titik.
[17.00]
Merebahkan badan di cuaca seperti ini adalah pilihan terbaik. Aku kembali memilih lagu yang kuinginkan, playlist yang berisi band indie dengan petikan gitar yang pelan.
[17.35]
Terkejut melihat unggahan seorang teman, kami sempat berbincang akhir tahun lalu. Sebetulnya hal yang baru saja aku lihat sudah pernah aku prediksi sebelumnya, meski begitu — ternyata hal ini tidak bisa tidak membuatku tetap terkejut.
Setidaknya hal yang kini kuketahui adalah hal yang baik, dan dengan perasaan yang campur aduk yang masih membuatku tersenyum sejak tadi — aku melayangkan doa baik untuk ‘mereka’.
[18.18]
Aku masih mengetik tulisan ini. Dan sebelum beranjak dari kasur, aku memberi kabar pada kekasihku agar menjemputku sebentar lagi. Pergi, untuk memesan dua kopi dan satu camilan sebagai teman berbincang. Aku akan menceritakan hal-hal yang aku rasakan.
Ps : sebuah upaya menyelamatkan diri dari keterpurukan yang dipicu oleh gagalnya pengendalian pikiran.